Setelah penantian panjang selama satu dekade, sebuah proyek flyover di India akhirnya rampung. Namun alih-alih mendapat pujian, flyover ini justru mengundang sorotan tajam dari publik. Penyebabnya bukan soal anggaran atau keterlambatan, melainkan desain yang tak biasa: belokan tajam 90 derajat di tengah lintasan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana mungkin proyek yang memakan waktu 10 tahun justru menyisakan potensi bahaya?
Pembangunan yang Lama, Hasil yang Kontroversial
Proyek flyover ini dimulai dengan harapan mengurai kemacetan parah yang sering terjadi di kawasan padat kendaraan. Pemerintah daerah menggandeng sejumlah kontraktor untuk mewujudkan infrastruktur yang diyakini bisa mempercepat mobilitas warga. Sayangnya, proses pembangunan tak berjalan mulus.
Serangkaian hambatan seperti masalah pembebasan lahan, pergantian kontraktor, dan kendala teknis menyebabkan proyek ini molor bertahun-tahun. Ketika akhirnya rampung, hasilnya jauh dari ekspektasi publik.
Belokan Tajam yang Membingungkan
Apa yang membuat flyover ini viral bukanlah panjangnya atau megahnya struktur, tetapi tikungan 90 derajat yang sangat tajam di tengah jalur utama. Tikungan ini bukan hanya membingungkan pengendara, tapi juga menimbulkan risiko keselamatan yang nyata. Banyak pengguna jalan merasa was-was saat melewati bagian tersebut, terutama pada malam hari atau saat hujan.
Beberapa pengemudi bahkan menyebut bahwa flyover ini seperti “jebakan tikus raksasa” karena desainnya terasa janggal. Warganet ramai-ramai membagikan gambar dan video flyover itu di media sosial, lengkap dengan komentar satir yang menyindir proses perencanaan proyek.
Pihak Terkait Angkat Bicara
Menanggapi sorotan tersebut, otoritas proyek menyampaikan bahwa belokan tajam itu merupakan “solusi teknis” akibat keterbatasan ruang dan kendala lahan di sekitar area pembangunan. Mereka mengklaim bahwa semua desain telah melalui proses studi kelayakan dan perhitungan teknis yang matang.
Namun, pernyataan ini tidak serta-merta meredam kritik. Sejumlah pakar tata kota dan teknik sipil justru mempertanyakan mengapa tidak dilakukan perubahan desain sejak awal jika memang area tersebut memiliki keterbatasan. Kritik pun diarahkan pada proses pengawasan dan pengambilan keputusan yang dinilai tidak transparan.
Dampak terhadap Pengguna Jalan
Kehadiran belokan tajam ini membuat banyak pengemudi harus memperlambat laju kendaraan secara mendadak, yang justru menimbulkan risiko kecelakaan. Terlebih, jika pengendara tidak familiar dengan rute tersebut, potensi bahaya meningkat drastis.
Banyak warga setempat berharap ada penyesuaian desain atau penambahan elemen keselamatan seperti rambu peringatan, pencahayaan lebih terang, dan pengaman jalan di area tikungan. Tanpa perbaikan nyata, flyover ini berpotensi menjadi titik rawan kecelakaan.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus flyover ini menjadi contoh nyata bahwa infrastruktur bukan sekadar proyek konstruksi, tapi juga menyangkut keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan partisipasi publik sangat penting dalam memastikan hasil pembangunan sesuai kebutuhan.
Flyover yang dibangun 10 tahun seharusnya memberikan solusi jangka panjang, bukan menambah masalah baru. Desain yang tidak ramah pengguna bisa menjadi cermin buruk dalam rekam jejak pembangunan suatu daerah.
Kesimpulan
Alih-alih menjadi simbol kemajuan infrastruktur, flyover dengan tikungan 90 derajat di India ini justru menjadi bahan lelucon publik. Kasus ini membuka mata bahwa pembangunan fisik perlu diimbangi dengan logika desain, transparansi proyek, serta pertimbangan keselamatan pengguna.
Kini, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya dari pemerintah: apakah mereka akan memperbaiki flyover tersebut atau membiarkannya menjadi monumen dari kesalahan perencanaan?
